Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri <p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10.0pt; color: black; mso-themecolor: text1;"><img style="padding-right: 10px; width: 200px;" src="/ojs/public/site/images/Admin/Home_Page_JAOI2.png" align="left"></span>Indonesian Journal of Obstetric Anesthesia is a scientific journal first published on September 2018, by Indonesian&nbsp;Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INASOACC). <span lang="IN" style="font-size: 10.0pt; color: black; mso-ansi-language: IN;">INA-S</span><span style="font-size: 10.0pt; color: black; mso-ansi-language: EN-US;">OACC</span><span lang="IN" style="font-size: 10.0pt; color: black; mso-ansi-language: IN;"> members are scattered throughout Indonesia, in total </span><span style="font-size: 10.0pt; color: black; mso-ansi-language: EN-US;">34</span><span lang="IN" style="font-size: 10.0pt; color: black; mso-ansi-language: IN;"> members.</span></p> <p style="text-align: justify;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 10.0pt; color: black; mso-themecolor: text1;">The designs of cover, lay out and typography are the work of Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC).&nbsp;</span><span lang="EN-ID" style="font-size: 10.0pt; color: black; mso-themecolor: text1;">ISSN online publication of Volume 1 Number 1 September 2018 is connected with online OJS system for articles processing and all articles is accessible online since the first issue at no charge. It is published every 4 months. In the midst of</span><span lang="EN-ID" style="font-size: 10.0pt; color: black; mso-themecolor: text1;"> expanding coverage of the journal, JAOI has in line with the organization's slogan "For Better Pregnancy-Related Outcome".</span></p> <p style="text-align: justify;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 10.0pt; color: black; mso-themecolor: text1;">This journal is published as a vessel for various scientific articles including original articles, literature reviews, case reports. This journal is expected to provide evidence and knowledge in the field of Obstetrics and Critical Care for colleagues.&nbsp;</span><span lang="EN-ID" style="font-size: 10.0pt; color: black; mso-themecolor: text1;">We accept manuscripts in the form of Original Articles, Case Reports, Literature Reviews, both from clinical or biomolecular fields, as well as letters to editors in regards to Obstetric Anesthesia and Critical Care. Manuscripts that are considered for publication are complete manuscripts that have not been published in other national journals. Manuscripts that have been published in the proceedings of the scientific meeting can still be accepted provided they have written permission from the organizing committee. I</span><span class="Y2IQFc" lang="en">n accordance with the proposed frequency of new publications on ISSN starting in 2022 JAOI will publish every four months (March, July, November).</span></p> <p style="text-align: justify; margin: 0in 0in 11.25pt 0in;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 10.0pt; color: black; mso-themecolor: text1;">To improve the quality of journal, we appreciate your input and suggestions for any improvement.</span></p> Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC) en-US Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia 2808-3261 Tinjauan Sistematis ERACS terkait dengan Anestesi dari Tahun 2013 hingga 2023 https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/186 <p>Latar Belakang: Enhance Recovery After Caesarean Surgery (ERACS) adalah protokol perioperatif bertahap yang bertujuan meningkatkan kesiapan pasien menghadapi operasi besar dan mempercepat pemulihan. Seksio sesarea merupakan salah satu prosedur bedah obstetri-ginekologi paling sering dilakukan. Penerapan ERACS membuat pemulihan lebih cepat sehingga semakin populer.<br><strong>Tujuan</strong>: Artikel ini meninjau studi tentang peningkatan pemulihan pasca-seksio sesarea terkait anestesi dari tahun 2013–2023 dengan fokus pada efektivitas, keamanan, dan dampak pada pasien<br><strong>Subjek dan Metode</strong>: Penelitian ini disesuaikan dengan pedoman Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA) 2020. Artikel yang diikutsertakan ditulis dalam bahasa Inggris dan berfokus pada anestesi ERACS dari tahun 2013–2023. Pencarian dilakukan melalui PubMed, SagePub, dan Medline, dengan mengecualikan ulasan, publikasi ganda, dan karya parsial.<br>Hasil: Ditemukan 71 jurnal dari PubMed, 18 dari SagePub, dan 98 dari Medline. Setelah identifikasi dan seleksi, jumlahnya menjadi 63 dari PubMed, 18 dari SagePub, dan 52 dari Medline. Penyaringan duplikasi menghasilkan 24 jurnal, dan 9 dipilih untuk analisis.<br><strong>Simpulan</strong>: Program ERACS menurunkan konsumsi opioid pascaoperasi, lama rawat inap, serta meningkatkan kepuasan pasien.</p> Denny Prasetyo Isngadi Copyright (c) 2025 Denny Prasetyo, Isngadi https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-11-18 2025-11-18 8 3 131 140 10.47507/obstetri.v8i3.186 Evaluasi Tongue Thickness (TT) dan Condylar Translation (CT) untuk Menilai Kemungkinan Kesulitan Jalan Nafas pada Wanita Hamil dengan Menggunakan Ultrasound https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/230 <p><strong>Latar Belakang</strong>: Perubahan anatomi dan fisiologi jalan nafas yang berkaitan dengan kehamilan menyebabkan penanganan jalan nafas yang lebih sulit. Penilaian tongue thickness (TT) dan condylar translation (CT) dengan ultrasound merupakan pemeriksaan yang mudah memungkinkan untuk dilakukan untuk menilai jalan nafas.<br><strong>Tujuan</strong>: Membandingkan Tongue Thickness (TT) dan Condylar Translation (CT) dengan ultrasound antara pasien wanita hamil dan tidak hamil. <br><strong>Subjek dan Metode</strong>: Observasional dengan pendekatan potong lintang pada 27 wanita hamil dan 27 wanita tidak hamil di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Variabel bebas adalah kehamilan (hamil dan tidak hamil) dan variabel terikat adalah hasil pengukuran TT dan CT. Statistik deskriptif dilakukan untuk menggambarkan karakteristik dan variable penelitian. Perbedaan rerata TT dan CT antara kelompok hamil dan tidak dengan Uji Independent T test. Nilai p &lt;0,05 dianggap sebagai hasil yang signifikan<br><strong>Hasil</strong>: Rerata usia kelompok hamil 30,44 ±5,55 lebih muda dibandingkan dengan kelompok tidak hamil 36,19 ±8,07 (p 0,004). IMT ada kelompok hamil 28,93±4,81 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok tidak hamil 24,80±4,30 (p 0,002). Hasil pengukuran tongue thickness pada kelompok hamil 5,80 pada kelompok tidak hamil 5,38 dengan p 0,007. Hasil pengukuran condylar translation pada kelompok hamil 1,29 pada kelompok tidak hamil 1,46 dengan p 0,035<br><br></p> Linda Stefanie Atmadja Ratih Kumala Fajar Apsari Yusmein Uyun Juni Kurniawaty Yunita Widyastuti Copyright (c) 2025 Linda Stefanie Atmadja https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-11-18 2025-11-18 8 3 141 46 10.47507/obstetri.v8i3.230 Refleks Vasovagal selama Anestesi Spinal pada Seksio Sesarea https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/219 <p>Refleks vasovagal, atau sinkop neurokardiogenik, dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan, seperti bradikardia dan hipotensi, yang menjadi tantangan dalam manajemen anestesi spinal, terutama pada prosedur obstetri seperti seksio sesarea. Laporan kasus ini ini membahas seorang pasien hamil dengan plasenta previa totalis yang menjalani seksio sesarea dengan anestesi spinal. Setelah insisi, pasien mengeluhkan nyeri epigastrium, diikuti oleh kejang spastik, penurunan kesadaran, dan penurunan hemodinamik yang signifikan, dengan tekanan darah 57/21 mmHg dan nadi 38 kali per menit. Tindakan medis segera dilakukan, termasuk pemberian oksigen, ephedrine, atropine, dan intubasi endotrakeal, serta transfusi darah untuk menggantikan volume darah yang hilang. Pasien kemudian dipindahkan ke ruang ICU untuk pemantauan intensif, di mana kondisi hemodinamiknya membaik, namun pemeriksaan CT scan menunjukkan adanya infark kortikal. Selama di ICU, pasien menunjukkan pemulihan yang stabil, dan tidak ada gejala neurologis yang bermakna setelah 24 jam pascaoperasi. Kasus ini menyoroti pentingnya pemahaman terhadap patofisiologi refleks vasovagal, khususnya yang dipicu oleh anestesi spinal, yang dapat menyebabkan kejang, bradikardia, hipotensi, dan sinkop. Pengelolaan multidisipliner dan pelatihan simulasi adalah langkah penting untuk meminimalkan risiko dan memastikan stabilitas hemodinamik pasien serta keselamatan ibu dan janin selama operasi caesar.</p> Ridho Ardi Widyanto Awanda Herman Vera Muharrami Novita Anggraeni Nopian Hidayat Dino Irawan Copyright (c) 2025 ridho ardi widyanto, Awanda Herman, novita anggraeni, Vera muharrami, Dino Irawan https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-11-18 2025-11-18 8 3 147 55 10.47507/obstetri.v8i3.219 Kasus Total Anestesi Spinal saat Seksio Sesarea di Daerah Terpencil Indonesia https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/207 <p>Anestesi spinal adalah teknik anestesi central neuraxial dimana anestesi lokal disuntikkan langsung ke ruang subaraknoid. Teknik ini menghasilkan blok yang cepat dan dapat diprediksi, relatif sederhana untuk dilakukan, dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Kasus seorang ibu berusia 38 tahun (Gravida 4, Para 3) dengan riwayat tiga persalinan spontan per vaginam sebelumnya, yang datang ke pusat kesehatan masyarakat saat dalam proses persalinan. Ia kemudian dirujuk ke rumah sakit karena hipertensi kronis, pecah ketuban prematur, dan distress janin. Seksio sesarea darurat direncanakan karena indikasi distress janin. Setelah anestesi spinal diberikan, pasien diletakkan dalam posisi terlentang, setelah itu pasien batuk beberapa kali, kemungkinan karena alergi terhadap dingin. Setelah melahirkan, pasien mengalami kesulitan bernapas, mual, muntah, dan gelisah. Karena keluhan-keluhan ini, pasien diberikan oksigen melalui masker. Selama prosedur, pasien mengalami hipotensi, bradikardia, dan asistol, Pada saat pasien hipotensi dan bradikardia diberikan sulfas atropine (0.25mg) dan efedrin (15mg). Selama asistol, pasien diberikan epinefrin (1mg), resusitasi jantung-paru, dan intubasi orotrakeal. Setelah 5 menit resusitasi, pasien berhasil mendapatkan sirkulasi spontan kembali, dan operasi dilanjutkan. Setelah operasi selesai, kondisi pasien dievaluasi kembali dan pasien mulai memberikan respons. Pasien kemudian disedasi dengan propofol pada dosis 40 mg/jam. Karena tidak adanya ICU di rumah sakit kami, pasien dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Penanganan yang tepat dan cepat terhadap anestesi spinal total sangat penting untuk mengurangi tingkat kematian.</p> Angeline Angeline Landy Manorek Copyright (c) 2025 Angeline Angeline https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-11-18 2025-11-18 8 3 156 59 10.47507/obstetri.v8i3.207 Utero-Cardiac Reflex (UCR) saat Vaginal Histerektomi dengan Anestesi Umum pada Pasien Hipertensi https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/246 <p>Utero-cardiac reflex (UCR) adalah istilah yang spesifik untuk menggambarkan refleks yang terjadi ketika uterus distimulasi, menyebabkan perubahan pada fungsi jantung. Refleks ini dapat dipicu oleh berbagai faktor termasuk distensi uterus dan manipulasi uterus selama prosedur obstetrik atau ginekologik. UCR dapat menimbulkan hipotensi dan bradikardi yang dapat menyebabkan implikasi klinis signifikan terutama dalam pengelolaan pasien dengan kondisi jantung yang mendasarinya. Seorang perempuan dengan 3 anak, usia 62 tahun, berat badan 62 kg, di diagnosa prolaps uteri dan akan dilakukan tindakan vaginal histerektomi. Dilakukan endotracheal anestesi dengan N2O/O2, sevofluran, atracurium, fentanyl. Pada saat menarik uterus terjadi penurunan tiba-tiba denyut jantung menjadi 30 x/menit. Diminta dokter obgin menghentikan tindakan dan diberikan sulfas atropin 0,5 mg intravena. Denyut jantung naik menjadi 54 kali per menit dan operator dipersilahkan melanjutkan tindakannya. Akan tetapi, begitu dilakukan penarikan uterus lagi, denyut jantung turun lagi menjadi 34 kali permenit, dan diberikan 0,25 mg sulfas atropin lagi dan operator diminta untuk menghentikan tindakannya. Denyut nadi naik lagi menjadi 56 x/menit. dan operator dipersilahkan melakukan tindakannya lagi. Setelah itu, tidak terjadi lagi penurunan denyut jantung sampai dengan operasi selesai</p> Fitri Sepviyanti Sumardi Dewi Yulianti Bisri Tatang Bisri Copyright (c) 2025 Fitri Sepviyanti Sumardi https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-11-18 2025-11-18 8 3 160 71 10.47507/obstetri.v8i3.246 Manajemen Anestesi pada Pasien Seksio Sesarea dengan Stenosis Mitral Berat https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/229 <p>Stenosis mitral berat pada kehamilan meningkatkan risiko dekompensasi kardiovaskular, aritmia, dan edema paru, terutama selama persalinan. Penatalaksanaan anestesi yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi pada ibu dan janin. Secara historis, anestesi regional dianggap kontraindikasi pada stenosis mitral berat karena risiko penurunan tiba-tiba resistensi vaskular sistemik (SVR) dan preload yang dapat memperburuk fungsi jantung. Namun, pemahaman patofisiologi yang lebih baik serta perkembangan teknik epidural memungkinkan penggunaan anestesi regional secara aman pada pasien yang dipilih secara hati-hati. Kami melaporkan kasus seorang wanita primigravida usia 25 tahun, kehamilan 37 minggu, dengan diagnosis stenosis mitral berat, regurgitasi mitral berat, dan fibrilasi atrium, yang direncanakan menjalani seksio sesarea elektif karena sesak napas yang memburuk. Anestesi regional dipilih menggunakan teknik epidural inkremental dengan bupivakain isobarik 0,5% sebanyak 15 ml dan fentanyl 25 mcg. Blok sensorik mencapai level T4 tanpa perubahan hemodinamik yang signifikan. Bayi lahir dengan skor Apgar 8 dan 9 pada menit pertama dan kelima. Pascaoperasi, pasien dirawat di ICU untuk pemantauan ketat dan terapi jantung lanjutan. Risiko autotransfusi uterus dan perubahan volume intravaskular diantisipasi dengan pemantauan hemodinamik invasif dan dukungan farmakologis terarah guna mencegah komplikasi seperti hipertensi pulmonal, edema paru, dan gagal jantung. Penanganan anestesi pada pasien hamil dengan stenosis mitral menuntut kewaspadaan tinggi terhadap perubahan preload, afterload, dan denyut jantung. Pendekatan epidural inkremental terbukti efektif menjaga stabilitas hemodinamik dan menghindari penurunan SVR secara mendadak. Kolaborasi multidisiplin antara tim anestesi, obstetri, dan kardiologi merupakan strategi krusial dalam menghadapi persalinan berisiko tinggi.</p> Naufal Anasy Pinter Hartono Ratih Kumala Fajar Apsari Copyright (c) 2025 Naufal Anasy, Pinter Hartono, Ratih Kumala Fajar Apsari https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-11-18 2025-11-18 8 3 172 78 10.47507/obstetri.v8i3.229 Penggunaan Ropivacaine Spinal untuk Kuretase pada Pasien Pasca Persalinan dengan Kompromi Kardiak https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/227 <p>Manajemen anestesi pada pasien dengan komorbiditas kardiak multipel seperti Rheumatic Heart Disease (RHD), Severe Mitral Stenosis (MS), dan Acute Lung Edema (ALO) merupakan tantangan besar. Laporan kasus ini membahas penggunaan Ropivacaine isobarik intratekal pada seorang pasien perempuan usia 27 tahun, 21 hari pascapersalinan, dengan ketiga komorbiditas tersebut yang akan menjalani kuretase. Anestesi spinal dilakukan di interspace L3-L4 menggunakan 15 mg ropivacaine 0,75% isobarik tanpa glukosa. Pemilihan agen ini didasarkan pada profil hemodinamiknya yang stabil dan toksisitas jantung serta SSP yang lebih rendah. Dosis 15 mg menghasilkan blok sensorik adekuat untuk prosedur selama satu jam dengan durasi blok motorik yang lebih pendek. Pasien diposisikan head up 30° untuk meminimalkan sesak. Tanda vital intraoperatif tetap stabil tanpa episode hipotensi atau takikardia signifikan. Prosedur berhasil diselesaikan tanpa komplikasi kardiovaskular atau pernapasan akut. Ropivacaine 0,75% isobarik tanpa glukosa terbukti menjadi pilihan anestesi spinal yang efektif dan aman untuk pasien dengan komorbiditas kardiak kompleks ini, yang ditunjukkan oleh stabilitas hemodinamik yang terjaga, hasil prosedural yang baik, dan pemulihan fungsi motorik yang cepat</p> Achmad Hariyanto Suparno Adi Santika Haris Darmawan Nurfaizah Titisari Sulihah Umar Agusta Wijaya Copyright (c) 2025 nurfaizah titisari sulihah https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-11-18 2025-11-18 8 3 179 86 10.47507/obstetri.v8i3.227 Protokol Tranfusi Masif pada Perdarahan Obstetri: Komplikasi dan Penanganan https://www.jurnalanestesiobstetri-indonesia.id/ojs/index.php/Obstetri/article/view/214 <p>Perdarahan pada kehamilan merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal sehingga memerlukan penanganan cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi serius seperti hipovolemia, gangguan oksigenasi, disfungsi organ, dan koagulopati. Makalah ini bertujuan untuk membahas konsep, implementasi, tantangan, serta inovasi terbaru dalam penerapan protokol transfusi masif (Massive Transfusion Protocol/MTP) pada perdarahan obstetri. Metode penulisan dilakukan melalui studi literatur dari berbagai sumber ilmiah terkait manajemen transfusi masif pada kehamilan. Hasil studi menunjukkan bahwa penerapan MTP dengan strategi rasio transfusi 1:1:1 antara PRBCs, FFP, dan trombosit efektif dalam meningkatkan hemostasis dan menurunkan mortalitas akibat perdarahan obstetri. Selain itu, penggunaan teknologi pemantauan seperti thromboelastography (TEG) dan pemberian uterotonika, asam traneksamat dan fibrinogen konsentrat turut mendukung efektivitas terapi. Pemantauan ketat terhadap parameter fisiologis seperti tekanan darah, kadar hemoglobin, keseimbangan asam-basa, dan fungsi koagulasi sangat penting dalam menentukan keberhasilan intervensi. Oleh karena itu, penerapan MTP secara terstruktur dan berbasis multidisiplin dengan optimalisasi rasio transfusi, pemanfaatan teknologi modern, serta penanganan komplikasi transfusi secara tepat dapat meningkatkan luaran klinis dan menurunkan angka kematian ibu akibat perdarahan masif.</p> Emilzon Taslim Fauzan Muhammad Faurizal Copyright (c) 2025 Fauzan Muhammad Faurizal https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-11-18 2025-11-18 8 3 187 94 10.47507/obstetri.v8i3.214